Jumat, 30 Desember 2011

Mutiara Hikmah Barang siapa yang tidak memberikan sesuatu yang baru bagi kehidupan, maka dia akan menambahkan beban bagi kehidupan. (Mustafa Shadiq ar-Rafi'i)

Selasa, 27 Desember 2011

Seminar Fisika Betha Punya

Aplikasi Efek Compton Dalam Sinar Rontgen *)
Beta Zahara **)
________________________________________Pendahuluan
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain. Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan bumi; Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.
Radiasi ini juga dimanfaatkan dalam mengembangkan dunia kesehatan seperti yang dipakai dalam Rontgen yang berfungsi untuk mengetahui organ dalam tubuh yang terbungkus oleh kulit luar manusia.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyimpulkan antara sifta radiasi dalam Rontgen dan hubungan postulatnya dengan efek Compton. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Radiasi, efek compton, kegiatan Rontgen dan hubungannya dalam cara kerja Rontgen. Tujuannya adalah untuk menambah informasi tentang cara kerja Rontgen dan hubungannya postulat Rontgen dengan efek compton. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan .

*) Disampaikan dalam mata kuliah seminar fisika pada Oktober 2011
**) Mahasiswa program studi pendidikan Fisika Univ.PGRI Palembang dengan NIM:2008122009
Radiasi, Sinar X merupakan Gelombang Elektromagnetik
Dalam teori kuantum cahaya dianggap bahwa foton dalam perjalannya dalam ruang dengan kecepatan c tidak menyebar sebagaimana gelombang, tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang sangat kecil. Pada tahun 1923, Compton memberikan kesimpulannya mengenai hamburan sinar x oleh materi. Dalam naskah ilmiahnya “A Quatum Theory of Scattering of X-Rays by Light”, Compton menerangkan percobaannya tentang hamburan sinar x oleh materi. Diamatinya bahwa panjang gelombang sinar x yang terhambur berbeda dengan panjang gelombang sinar x sebelum terhambur. Perubahan panjang gelombang tersebut ternyata juga bergantung dari sudut hamburan.
Paparan radiasi dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan R saja, adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini 1 Rontgen adalah intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara sebanyak 1,61 x 1015 pasangan ion per kilogram udara pasangan ion per kilogram udara.
Energi yang diperlukan untuk membuat membuat satu pasangan ion di udara adalah 5,4 x 10-18 Joule. Oleh karena itu 1 Rontgen dapat dikonversikan ke Joule sebagai berikut :
1R = (1,6 x 1015)(5,4 x10-18)J/kg udara
= 8,69 x 10-3 J/kg udara
= 0,00869 J/kg udara
Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.
Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
1. Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2. Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
3. Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal setebal 1,5 mm.
4. Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5. Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang tersebut pada pelat fotografi.
6. Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda dengan sinar katoda).
Rontgen
Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman 132-141 laporan Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint laporan Roentgen dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet, maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum ditemukan fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori partikel dengan teori gelombang untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik.
Saat mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode), Rontgen mengamati bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung itu dioperasikan. Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, beberapa radiasi yang tak diketahui terbentuk yang melintasi ruangan, menembus bahan kimia, dan menyebabkan fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Ia menemukan bahwa itu memengaruhi plat fotografi, dan, sejak tidak secara nyata menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi, secara salah ia berpikir bahwa sinar itu tak berhubungan pada cahaya. Dalam pandangan pada sifat tak pasti itu, ia menyebut fenomena radiasi X, walau juga dikenal sebagai radiasi Rontgen. Ia mengambil fotografi sinar-X pertama, dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya.

Efek Compton dalam Rontgen
Tahun 1922 Compton menemukan efek Compton berdasarkan penelitian hamburan Compton. Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat memastikan bahwa gelombang elektromagnetik memiliki sifat dualisme gelombang dan materi (partikel).
Hamburan Compton
Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah penyinaran terhadap suatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari 3 proses yang melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu materi sebagian daripada energinya akan diberikan kepada materi tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan. Sebagai contoh : Element dalam sistem periodik dengan nomer atom yang besar seperti timbal akan meyerap energi sinar ionisasi efek fotoelektrik, sedangkan element yang bernomer atom kecil akan menyebarkan sinar ionisasi tersebut. Penyebaran sinar Rontgen pada dasarnya lebih kuat dari sinar cahaya yang dapat dilihat polychromatik. Bahkan sinar rontgen normal pada perjalanannya di udara mengalami penyebaran, ini juga yang menjadi sumber bahaya yang serius didalam penggunaan sinar rontgen di kedokteran tanpa pakaian khusus. Pada penyebaran secara normal energi sinar rontgen tidak berubah, yang berubah adalah arah begeraknya.
Hamburan Compton terjadi ketika insiden foton sinar-x dibelokkan dari jalan aslinya oleh interaksi dengan elektron. Elektron dikeluarkan dari posisi orbit dan x-ray foton kehilangan energi karena interaksi, tetapi terus perjalanan melalui materi sepanjang jalan diubah. Energi dan momentum yang dilestarikan dalam proses ini. Pergeseran energi tergantung pada sudut hamburan dan bukan pada sifat dari media hamburan. Karena x-ray tersebar foton memiliki energi lebih sedikit, memiliki panjang gelombang lebih panjang dan kurang penetrasi dari foton insiden. Efek Compton (juga disebut hamburan Compton) adalah hasil dari sebuah bertabrakan foton energi tinggi dengan target, yang melepaskan elektron yang terikat longgar dari kulit terluar dari atom atau molekul.
Bagaimana Ini Bekerja?
Hamburan ini ditunjukkan dalam gambar ke kanan. Sebuah foton energi tinggi (umumnya X-ray atau sinar gamma) bertabrakan dengan target, yang memiliki elektron yang terikat longgar di kulit terluarnya. Insiden foton memiliki energi E dan momentum p berikut linier:
E = hc / lambda
p = E / c
Eksperimen yang memberikan bukti paling nyata tentang
keberadaan sifat partikel dari radiasi. Kalau efek fotolistrik menguatkan adanya sifat partikel dari cahaya yaitu gambaran foton untuk cahaya, maka efek Compton akan memberikan gambaran sifat gelombang untuk materi meyakinkan realitas foton karena memperkenalkan momentum foton, juga energi foton kedalam situasi eksperimental.
Seberkas sinar-x dengan panjang gelombang λ dijatuhkan pada target Grafit.
Compton lalu mengukur intensitas sinar-x terhambur dari target sebagai fungsi panjang
gelombang untuk beberapa arah terpilih. Kemudian diketemukan bahwa meskipun
berkas datang hanya mengandung satu panjang gelombang, sinar-x terhambur akan
mempunyai puncak-puncak inensitas pada dua panjang gelombang. Satu puncak
berkaitan dengan panjang gelombang datang λ sedang yang lain λ’ yang lebih besar dari
λ. Selisih pajang gelombang ini disebut pergeseran Compton (Compton Shift). Hamburan Compton adalah kepentingan utama untuk biologi penyinaran , karena itu adalah interaksi yang paling mungkin dari sinar gamma dan sinar X dengan energi tinggi atom dalam makhluk hidup dan diterapkan dalam terapi radiasi
Efek Compton pertama kali diamati oleh Arthur Compton di 1923 dan penemuan ini menyebabkan penghargaan dari 1927 Penghargaan Nobel dalam Fisika. Penemuan ini penting karena menunjukkan cahaya yang tidak dapat dijelaskan murni sebagai sebuah fenomena gelombang. Pekerjaan Compton meyakinkan komunitas ilmiah bahwa cahaya dapat berperilaku sebagai aliran partikel (foton) yang energinya sebanding dengan frekuensi.
Perubahan panjang gelombang dari foton tersebar adalah diberikan oleh:
Persamaan 1

Dimana: l = panjang gelombang insiden foton sinar-x
l ' = panjang gelombang sinar-x tersebar foton
h = Konstan Planck tentang The konstanta dasar yang sama dengan rasio energi E dari kuantum energi untuk yang frekuensi v: E = hv.
m e = massa elektron saat istirahat
c = kecepatan cahaya
q = Sudut hamburan foton tersebar
Applet di bawah ini menunjukkan hamburan Compton yang dihitung dengan rumus Klein-Nishina, yang memberikan prediksi yang akurat dari distribusi sudut x-ray dan gamma-sinar yang insiden pada sebuah elektron tunggal. Sebelum formula ini berasal, elektron penampang telah klasik diturunkan oleh fisikawan Inggris dan penemu elektron, JJ Thomson. Namun, eksperimen hamburan menunjukkan penyimpangan yang signifikan dari hasil diprediksi oleh model Thomson. Klein-Nishina rumus menggabungkan faktor Breit-Dirac mundur, R, juga dikenal sebagai tekanan radiasi. Rumus juga mengoreksi untuk mekanika kuantum relativistik dan memperhitungkan interaksi spin dan momen magnetik elektron dengan radiasi elektromagnetik mekanika kuantum. Sistem mekanik didasarkan pada teori kuantum untuk memberikan penjelasan yang konsisten dari kedua gelombang elektromagnetik dan struktur atom.
Applet menunjukkan bahwa ketika sebuah foton dari energi yang diberikan hit atom, kadang-kadang tercermin dalam arah yang berbeda. Pada saat yang sama, kehilangan energi untuk elektron yang dikeluarkan dari atom. Theta adalah sudut antara arah foton tersebar dan jalur foton insiden. Phi adalah sudut antara arah elektron tersebar dan jalur foton insiden.
Unsharpness geometrik mengacu pada hilangnya definisi yang merupakan hasil dari faktor-faktor geometrik dari peralatan radiografi dan setup. Hal ini terjadi karena radiasi tidak berasal dari satu titik melainkan atas area. Pertimbangkan gambar di bawah yang menunjukkan dua sumber yang berbeda ukuran, jalan radiasi dari setiap ujung sumber untuk setiap tepi fitur sampel, lokasi di mana radiasi ini akan mengekspos film dan profil kepadatan di film. Pada gambar pertama, radiasi berasal pada sumber yang sangat kecil. Karena semua radiasi pada dasarnya berasal dari titik yang sama, sangat unsharpness geometrik sedikit diproduksi di gambar. Pada gambar kedua, ukuran sumber lebih besar dan jalan yang berbeda bahwa sinar radiasi dapat mengambil dari titik asal mereka dalam sumber penyebab tepi takik menjadi kurang didefinisikan.

Gambar 4
Tiga faktor pengendali adalah sumber unsharpness ukuran, sumber untuk objek jarak, dan objek jarak detektor. Ukuran sumber referensi diperoleh dengan spesifikasi produsen untuk sumber X-ray atau sinar gamma yang diberikan. Industri x-ray tabung sering memiliki ukuran focal spot 1,5 mm sistem kuadrat tapi microfocus memiliki ukuran tempat di kisaran 30 mikron. Sebagai ukuran sumber menurun, unsharpness geometris juga menurun. Untuk sumber ukuran tertentu, unsharpness juga dapat dikurangi dengan meningkatkan sumber ke objek jarak, tetapi ini datang dengan penurunan intensitas radiasi.
Objek jarak detektor biasanya dijaga sekecil mungkin untuk membantu meminimalkan unsharpness. Namun, ada situasi, seperti ketika menggunakan pembesaran geometris, ketika objek dipisahkan dari detektor, yang akan mengurangi definisi. Applet di bawah ini memungkinkan unsharpness geometris yang akan divisualisasikan sebagai ukuran sumber, sumber jarak objek, dan sumber jarak detektor bervariasi. Daerah dari berbagai kepadatan di tepi fitur yang hasil karena faktor geometrik disebut penumbra. Penumbra adalah daerah abu-abu terlihat dalam applet.

Gambar 5
Kode dan standar yang digunakan dalam radiografi industri mengharuskan unsharpness geometris dibatasi. Secara umum, jumlah yang diijinkan adalah 1 / 100 dari ketebalan material hingga maksimum 0,040 inci. Nilai-nilai ini mengacu pada tingkat bayangan penumbra dalam gambar radiografi. Karena penumbra hampir tidak didefinisikan dengan baik seperti yang ditunjukkan pada gambar ke kanan, sulit untuk mengukur dalam radiograf. Oleh karena itu biasanya dihitung. Ukuran sumber harus diperoleh dari produsen peralatan atau diukur. Kemudian unsharpness dapat dihitung menggunakan pengukuran terbuat dari setup.
Untuk kasus, seperti yang ditunjukkan di sebelah kanan, di mana sampel ketebalan signifikan ditempatkan berdekatan dengan detektor, rumus berikut ini digunakan untuk menghitung jumlah maksimum unsharpness karena ketebalan spesimen:
Ug = f . b / a
f = sumber fokus-spot ukuran
a = jarak dari sumber ke permukaan depan objek
b = ketebalan objek
Untuk kasus ketika detektor tidak ditempatkan di samping sampel, seperti ketika perbesaran geometris sedang digunakan, perhitungan menjadi:
Ug = f . b / a
f = sumber fokus-spot ukuran.
a = jarak dari x-ray source ke permukaan depan bahan / objek
b = jarak dari permukaan depan objek untuk detektor .

Efek Radiasi Terhadap Manusia
Dilihat dari interaksi biologi tadi di atas, maka secara biologis efek radiasi dapat dibedakan atas :
1. Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas :
• Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
• Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas :
o Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
o Efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.

2. Berdasarkan dosis radiasi
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik dan efek deterministic (non-stokastik).
Efek Stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.
Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik :
• Tidak mengenal dosis ambang
• Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
• Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
• Tidak ada penyembuhan spontan
• Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit keturunan (efek genetik).
Efek Deterministik (non-stokastik) adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
• Mempunyai dosis ambang
• Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
• Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
• Tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi
• Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas / kemandulan, katarak (efek somatik)
Darai penjelasan di atas dapat disimpulkan :
• Efek Genetik merupakan efek stokastik, sedangkan
• Efek Somatik dapat berupa stokastik maupun deterministik (non-stokastik)
Efek radiasi secara biologis terhadap manusia dapat dilihat dari bagan berikut :

Gambar 7 Bagan Efek Radiasi





Daftar Pustaka
Gabriel, S. 1995. Fisika Kesehatan. ECG: Jakarta (BU.1)
www.scribd.com/doc/55473492/efek-compton
http://doni-electric.blogspot.com/2008/01/efek-compton.html
http:// inherent.ub.ac.id/vlm/mod/resource/view.php?inpopup=true&id
http:// zuhdiismail.blog.uns.ac.id/2010/10/21/efek-compton/html
http://aktifisika.wordpress.com/2010/02/22/sifat-partikel-dari-cahaya-efek-compton/

Jumat, 03 Juni 2011

http://wildfire.gigya.com/wildfire/PostAndNavigate.aspx?iSnid=64&networkName=facebook§ion=&combo2=&text1=Islamic%20Hijri%20Calendar&text2=&SocNetUsername=&SocNetPassword=&authCode=&HtmlContent=%3cimg%20style%3d%22visibility%3ahidden%3bwidth%3a0px%3bheight%3a0px%3b%22%20border%3d0%20width%3d0%20height%3d0%20src%3d%22http%3a%2f%2fc.gigcount.com%2fwildfire%2fIMP%2fCXNID%3d2000002.0NXC%2fbHQ9MTMwNzEwOTQxMzg4MiZwdD%2axMzA3MTA5NDgyMzQyJnA9MjM4OTgxJmQ9Jm49ZmFjZWJvb2smZz%2axJm89NGMzODIwOGNlNGZh%2fNDA%2aMTljMmUzMTE%2aMDg4MGZmMjAmb2Y9MA%3d%3d.gif%22%20%2f%3e%3cDIV%20style%3d%22FLOAT%3aright%3bTEXT-ALIGN%3acenter%3b%22%3e%3cA%20href%3d%22http%3a%2f%2fwww.al-habib.info%2fislamic-calendar%2f%22%20%20style%3d%22FONT-SIZE%3a%208px%3bCOLOR%3ared%3btext-decoration%3anone%3b%22%3e%3cIMG%20style%3d%22border%3a0px%3bWIDTH%3a200px%3b%22%20alt%3d%22Islamic%20Calendar%20Widgets%20by%20Alhabib%22%20border%3d%220%22%20src%3d%22http%3a%2f%2fjs.al-habib.info%2fphpimg2.php%3fic%3dpurple%26it%3dbar%26ad%3d-7%22%3e%3cBR%3e%3cSPAN%20style%3d%22FONT-SIZE%3a%208px%3bCOLOR%3ared%3btext-decoration%3anone%3b%22%3eFree%20Hijri%20Date%3c%2fSPAN%3e%3c%2fA%3e%3c%2fDIV%3e&isLayout=false&additionalParams=&partner=238981&source=&partnerData=&postAsBulletin=false&BulletinSubject=&BulletinHTML=&captchaText=&referrer=http%3a%2f%2fwildfire.gigya.com%2fwildfire%2fWFPop.aspx&postURL=&previewUrl=&previewUrl2=&previewUrl3=&previewCaptureTimeout=-1&openInWindow=true&campaignId=0&adGroupId=0&creativeId=0&publisherId=0&cl=false&gen=1&srcNet=&loadTime=1307109413882&pt=1307109482342&trackCookie=Ag8AAAABAK8GCxyYr82IrwYLHJivzYiy6gAAAQA%3d%26Ag8AAAAAAA%3d%3d

Rabu, 04 Mei 2011

LIATRIK DINAMIS


LISTRIK DINAMIZ
BAB 1
PENDAHULUAN

            Listrik merupakan suatu  gejala alam yang ajaib. Listrik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Hanya sedikit saja alat yang kita gunakan yang tidak menggunakan listrik.
Andre Marie Ampere(1775-1836) adalah seorang ilmuwan Prancis yang serba bisa yang menjadi salah satu pelopor di bidang listrik dinamis (elektrodinamika). Namanya di abadikan sebagai satuan kuat arus listrik untuk menghormati jasa-jasanya. Ampere adalah orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur besaran-besaran listrik. Selain itu ia juga orang pertama yang mengamati bahwa dua batang konduktor yang diletakkan  berdampingan  dan keduanya mengalirkan arus listrik searah akan saling tarik sedangkan berlawanan arah akan saling tolak.

            Georg Simon Ohm (1787-1854), adalah seorang fisikawan Jerman. Rumusannya mengenai hubungan antara kuat arus,  gaya gerak listrik, dan hambatan merupakan dasar bagi pemahaman kita tentang aliran listrik. Namanya di abadikan sebagai satuan hambatan listrik untuk menghormati jasa-jasanya.








BAB II
PEMBAHASAN
LISTRIK DINAMIS

1.      Pengertian Listrik  Dinamis
Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. Sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. Pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. Semua itu telah dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar.”
Arus  listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
I = Q/T
            Arah aliran muatan listrik didefinisikan searah dengan aliran muatan positif. Arah arus listrik dapat diketahui dengan menggunakan dioda. Jika kita memasang dioda pada arah yang berlawanan dengan arah aliran muatan, arus listrik akan berhenti mengalir di kompenen ini. Untuk mengukur kuat arus listrik dipergunakan ampermeter. Alat ini mempunyai dua kaki penyentuh (probe) yang dipasang diantara kedua titik yang diukur arus listriknya.
            Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I
atau
di mana V adalah tegangan dan I adalah arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Sebuah muatan listrik yang diletakkan pada medan listrik akan menghasilkan energi potensial listrik atau disebut dengan energi listrik saja dengan satuan SI nya adalah Joule.
Dua titik dalam suatu medan listrik dikatakan berada pada potensial listrik yang berbeda jika untuk menggerakkan suatu muatan listrik dari suatu titik ketitik lainnya harus dilakukan usaha. Beda potensial antara dua titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai besarnya usaha yang harus dilakukan untuk menggerakkan muatan listrik positif sebesar satu coloumb dari suatu titik ke titik yang lain.
Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V).
Hukum Ohm
            Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik, tetapi melingkar kernbali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat menghambat arus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang yang pertama kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan. dan hambatan adalah Georg Simon Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika Jerman. Hubungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan hukum Ohm.
 Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R. beda potensial V, dan kuat arus I, hubungan antara R, V, dan I secara matematis dapat ditulis:
Gambar:ohm.jpg
2.      Rangkaian Hambatan
·         Mengukur hambatan listrik
Hambatan listrik dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung. Alat yang digunakan untuk mengukur hambatan secara langsung adalah Ohmmeter. Pengukuran hambatan secara tidak langsung, yang diukur bukan besarnya hambatan benda melainkan beda potensial pada benda dan arus listrik yang dihasilkannya. Dengan menggunakan hukum Ohm hambatan  benda dapat dihitung.
  • Rangkaian Seri
            Berdasarkan hukum Ohm: V = IR, pada hambatan R1 terdapat teganganV1 =IR1 dan pada hambatan R2 terdapat tegangan V2 = IR 2. Karena arus listrik mengalir melalui hambatan R1dan hambatan R2, tegangan totalnya adalah VAC = IR1+ IR2.
Mengingat VAC merupakan tegangan total dan kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seperti di atas (rangkaian tak bercabang) di setiap titik sama maka
VAC = IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R= hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri) sehingga  Rs = R1 + R2 +...+Rn, dengan n = jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah hambatan dirangkai secara seri, nilai hambatannya bertambah besar. Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin kecil. Hal inilah yang menyebabkan nyala lampu menjadi kurang terang (agak redup) jika dirangkai secara seri. Makin banyak lampu yang dirangkai secara seri, nyalanya makin redup. Jika satu lampu mati (putus), lampu yang lain padam.
  • Rangakaian Paralel
Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka
Gambar:paralel1.jpg
Gambar:paralel2.jpgPada rangkaian seperti di atas (rangkaian bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian, diperoleh persamaan


Rangkaian yang menghasilkan persamaan seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh karena itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel). Dengan demikian, diperoleh persamaan
Gambar:paralel3.jpg
Berdasarkan persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel, nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada nilai masing-masing hambatan penyusunnya (R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu yang disusun secara paralel sama terangnya dengan lampu pada intensitas normal (tidak mengalami penurunan). Jika salah satu lampu mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.

3.      Hambatan Kawat Penghantar
Jika panjang kawat di lambangkan , hambatan jenis , dan luas penampang kawat A. Secara matematis, besar hambatan kawat dapat ditulis dengan:
            Dengan :
            R = hambatan kawat ()
            = hambatan jenis (m)
             = panjang kawat (m)
            A = luas penampang (m2)
            Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya sangat berkurang. Hal ini terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti ini dikatakan tegangan listrik turun. Makin panjang penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listrik.
4.      Hukum Kirchoff
Gambar:hkirchoff.jpg            Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita pandang sebagai aliran air sungai. Jika sungai tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada sungai tersebut sama. Demikian halnya dengan arus listrik.
Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Pernyataan itu sering dikenal sebagai hukum I Kirchhoff karena dikemukakan pertama kali oleh Kirchhoff.
Maka diperoleh persamaan :
Iin =  IA + I= Iout
I masuk = I keluar
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi “ Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis dinyatakan http://ima.dada.net/image/medium/2340160.jpg
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut:
http://ima.dada.net/image/medium/2340205.jpg

Soal
1.      Dua buah kawat yang panjang dan jenisnya sama, tetapi luas penampang berbeda. Luas penampang kawat pertama sama dengan dua kali kawat kedua. Jika hambatan kawat pertama 5 , berapakah besarhambatan kawat kedua?
 (jawab : 10 )
2.      Sebuah bangunan rumah tangga memakai lampu dengan tegangan pada instalansi lampu rumah tangga tersebut adalah 220 Volt, dan arus yang mengalir pada lampu tersebut adalah 10 ampere, berapakah hambatan pada lampu tersebut, hitunglah?
(jawab: R= 22 ohm)
3.       Didalam suatu rumah tinggal, terpasang sebuah lampu dengan tegangan 220 Volt, setelah di ukur dengan amper meter arusnya adalah 2 ampere, hitunglah daya yang di serap lampu tersebut ?
(Jawab : P = 440 Watt)     
4.        Tebal lapisan karbon yang digunakan untuk membuat sebuah potensiometer adalah 0,4 mm. Jika lebar lapisan tersebut adalah 0,8 cm, berapakah nilai hambatan potensiometer ketika jarak kedua titik kontak 1 cm? (Hambatan jenis karbon adalah 3,5 x 10-5 Ω m)
(Jawab : 1 120 Ω)
5.      http://ima.dada.net/image/halfcol/2340239.jpg




Dari gambar diatas, tentukanlah I3!
(jawaban : 5 A)
6.        Seorang siswa ingin menghubungkan speaker dengan radio.
a)      Jika panjang kabel (kawat tembaga) harus 20 m, berapa dimeter kawat yang harus digunakan agar hambatannya lebih kecil dari 0,1 per kawat ?
b)      Jika kuat arus disekitar speaker 4A, berapa tegangan yang melalui setiap kawat ?
(Jawab : a. 2,07mm   b. 0,4 V)
7.      Ketika tanganmu dalam keadaan kering (hambatan = 100.000 ohm) menyentuh:
a)      Kedua terminal aki 12 V
b)      Kawat hidup bertegangan 220 V dirumahmu
Efek apa yang kamu rasakan ?
(Jawab: a. 0,12 mA        b. 2,2 mA)
8.        Dua baterai masing – masing 1,5 V dengan hambatan dalam 0,5 Ω dihubungkan ke sebuah hambatan 8 Ω. Hitunglah tegangan jepitrangkaian jika :
a)      Baterai disusun secara seri
b)      Baterai disusun secara paralel
(Jawab: a. 0,33 V     b. 0,05 V)
9.                                                2ohm             
                                  I1
                                       
                                                 4 ohm
                                      12v                   I2              
Berapakah arus I1, I2, dan I pada R = 2 ohm, dan R = 4 ohm, jika V = 12 v? ( jawab: I = 16 ohm)                  
10.                                                    
Berdasarkan gambar disamping tentukan:
a.       Nilai hambatan total
b.      Arus listrik yg mengalir dalam rangkaian
c.       Arus listrik yang mengalir pada masing-masing percabangan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Listrik dinamis yaitu muatan – muatan listrik yang bergerak. Didalam listrik dinamis ini membahas tentang arus, beda potensial hambatan dan hubungannya yang dirumuskan dalam hukum ohm.  Di dalam listrik dinamis kita juga telah mempelajari rangkaian listrik yang berupa rangkaian paralel dan seri serta hal-hal yang mempengaruhi adanya aliran listirk seperti, sumber listrik, beda potensial, kuat arus listrik, usaha, hambatan, rangkaian yang digunakan. Listrik Dinamis mengaplikasikan rumusan hukum Ohm dan hukum 1 Kirchoof.













DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Budi.2007.”Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya untuk Kelas IX SMP dan MTs.                    Solo: Tiga Serangkaian
Kanginan, Marthen. 2007. “IPA Fisika untuk SMP Kelsa IX”. Jakarta : Erlangga
Abdullah, Mikrojuddin.2007. “IPA FISIKA SMP dan MTs untuk Kelas IX”. Jakarta: esis

















Kamis, 21 April 2011

RPP Fisika kelas X


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran            : FISIKA


Standar Kompetensi
   3.  Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik.

Kompetensi Dasar
  3.1  Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

Indikator
Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata, mikroskop, dan teleskop.
Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum.
Menganalisis pembentukan bayangan pada kaca mata, lup, mikroskop, dan teleskop.
Menentukan kekuatan lensa kacamata pada penderita miopi dan hipermetropi.
Menghitung perbesaran lup, mikroskop, dan teleskop.

A. Tujuan Pembelajaran
        Peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan pengertian cermin.
2.      Menjelaskan cara menentukan bayangan benda pada cermin datar.
3.      Menyebutkan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar.
4.      Menyebutkan sifat pemantulan oleh cermin cekung.
5.      Melukiskan bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung.
6.      Menjelaskan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin.
7.      Menjelaskan pengertian perbesaran linear.
8.      Menjelaskan efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung.
9.      Menyebutkan sifat pemantulan sinar-sinar utama pada cermin cembung.
10.  Membedakan karakteristik bayangan yang dihasilkan cermin cekung dan cembung.
11.  Menjelaskan pengertian lensa.
12.  Membedakan lensa cembung dan lensa cekung.
13.  Menyebutkan arah pembiasan sinar-sinar utama pada lensa cembung.
14.  Menjelaskan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada lensa.
15.  Menentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lensa.
16.  Menjelaskan efek posisi benda terhadap bayangan yang dibentuk lensa cembung.
17.  Menyebutkan arah pembiasan sinar-sinar utama pada lensa cekung.
18.  Membedakan karakteristik bayangan yang dihasilkan lensa cembung dan cekung.
19.  Menjelaskan pengertian daya lensa.
20.  Menjelaskan hubungan antara kelengkungan dan jarak fokus lensa.
21.  Menjelaskan pengertian alat optik.
22.  Menjelaskan fungsi bagian-bagian mata.
23.  Menjelaskan pengertian daya akomodasi.
24.  Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum.
25.  Membedakan mata normal, rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), dan mata tua (presbiopi).
26.  Menentukan jangkauan daya akomodasi mata.
27.  Menjelaskan pembentukan bayangan pada kamera.
28.  Menjelaskan pembentukan bayangan pada kaca pembesar (lup).
29.  Menjelaskan pembentukan bayangan pada mikroskop.
30.  Menjelaskan pembentukan bayangan pada teleskop.

B. Materi Pembelajaran
            Pembentukan Bayangan

C. Metode Pembelajaran
1.      Model      :   - Direct Instruction (DI)
                                    -  Cooperative Learning
               2.  Metode : -  Diskusi kelompok
                                    -  Observasi
                                      -  Ceramah

D.    Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
Sebutkan sifat bayangan yang dibentuk cermin datar.
Bagaimana menentukan perbesaran linear pada cermin cekung?
·          Prasyarat pengetahuan:
Bagaimana menentukan bayangan benda pada cermin datar?
Apakah yang dimaksud dengan perbesaran linear?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian cermin.
·          Peserta didik memperhatikan cara menentukan bayangan benda pada cermin datar yang disampaikan oleh guru.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat-sifat bayangan yang dibentuk cermin datar.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan jarak bayangan benda pada cermin datar yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemantulan cahaya oleh cermin cekung.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat pemantulan oleh cermin cekung.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai cara melukis bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung.

·          Peserta didik memperhatikan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada cermin yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian perbesaran linear.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada cermin cekung yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai efek posisi benda pada sifat bayangan yang dihasilkan cermin cekung.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat pemantulan sinar-sinar utama pada cermin cembung.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan karakteristik bayangan yang dihasilkan cermin cekung dan cembung.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada cermin cembung yang disampaikan oleh guru.
Guru memberikan beberapa soal menentukan perbesaran bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Bagaimana sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa cembung?
Bagaimana cara melukis bayangan yang dihasilkan oleh lensa cekung?
Prasyarat pengetahuan:
-      Bagaimana efek posisi benda terhadap bayangan yang dibentuk lensa cembung?
-      Sebutkan arah pembiasan sinar-sinar utama pada lensa cekung.

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian lensa.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan perbedaan lensa cembung dan lensa cekung.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan arah pembiasan sinar-sinar utama pada lensa cembung.
·          Peserta didik memperhatikan hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan pada lensa yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lensa cembung yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai efek posisi benda terhadap bayangan yang dibentuk lensa cembung.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pembiasan cahaya pada lensa cekung.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan arah pembiasan sinar-sinar utama pada lensa cekung.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan karakteristik bayangan yang dihasilkan lensa cembung dan lensa cekung.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada lensa cekung yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan perbesaran bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung untuk dikerjakan oleh peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian daya lensa.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai hubungan antara kelengkungan dan jarak fokus lensa.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan jarak fokus dan daya lensa yang disampaikan oleh guru.

c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


PERTEMUAN KETIGA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
-      Mengapa jatuhnya bayangan bisa di depan atau di belakang retina?
-      Bagaimana cara menolong penderita rabun jauh (miopi)?
·          Prasyarat pengetahuan:
-      Bagaimana proses pembentukan bayangan benda pada retina?
-      Apakah yang dimaksud dengan rabun jauh (miopi)?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian alat optik.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai fungsi bagian-bagian mata sebagai alat optik.
·          Peserta didik memperhatikan proses pembentukan bayangan benda pada retina yang disampaikan oleh guru.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian daya akomodasi mata.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi maksimum.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan mata normal, rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), dan mata tua (presbiopi).
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan cara menentukan jangkauan daya akomodasi mata.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru untuk mendapatkan perumusan daya akomodasi mata.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan daya akomodasi mata yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan daya akomodasi mata untuk dikerjakan oleh peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E.  Sumber Belajar
  a. Buku Fisika SMA dan MA Jl. 1B (Esis) halaman 1-60
  b. Buku referensi yang relevan
  c. Lingkungan

F.  Penilaian Hasil Belajar
                  a. Teknik Penilaian:
-      Tes tertulis
-      Penugasan
                  b. Bentuk Instrumen:
-      Tes PG
-      Tes isian
-      Tes uraian
-      Tugas rumah
                  c. Contoh Instrumen:
                         -  Contoh tes PG
Seorang siswa ingin melihat benda-benda yang sangat jauh. Apabila siswa tersebut hanya dapat melihat benda paling jauh 200 cm, maka ia harus menggunakan kacamata dengan kekuatan ....
 A. +1,0 D                                                        D.-1,0 D
 B. +0,5 D                                                         E. -1,5 D
 C. -0,5 D
             -  Contoh tes isian
Proses pengaturan ketebalan lensa untuk menghasilkan bayangan pada retina disebut ....
 -  Contoh tes uraian
Berapakah perbesaran sebuah teleskop yang memiliki lensa obyektif dengan panjang fokus 75 cm dan lensa okuler dengan panjang fokus 4 cm.
 -  Contoh tugas rumah
Buatlah artikel mengenai fungsi bagian-bagian alat optik (kacamata, mikroskop, dan teleskop).

                                                                                                             Palembang,   Desember 2010
            Mengetahui
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                       ..............................
            NIP.                                                                                         NIP.

















































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA

Standar Kompetensi
 3.   Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik.

Kompetensi Dasar
  3.2  Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator
1.      Mengidentifikasi aplikasi berbagai alat optik dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Merancang dan membuat teleskop sederhana.

A. Tujuan Pembelajaran
        Peserta didik dapat:
a. Menjelaskan kegunaan kamera dalam kehidupan sehari-hari.
b.Menjelaskan kegunaan lup dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menjelaskan kegunaan mikroskop dalam kehidupan sehari-hari.
d.Menjelaskan kegunaan teleskop dalam kehidupan sehari-hari.
e. Membuat teleskop Galileo.

B. Materi Pembelajaran
            Pembentukan Bayangan

C. Metode Pembelajaran
   1.  Model      :   -  Direct Instruction (DI)
                                        -  Cooperative Learning
               2.  Metode    :  -   Diskusi kelompok
                                        -   Ceramah
                                        -   Eksperimen

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

             a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
-      Apakah keuntungan menggunakan mikroskop dengan mata tak berokomodasi?
-      Apakah kegunaan teleskop dalam kehidupan sehari-hari?
·        Prasyarat pengetahuan:
-      Bagaimana prinsip kerja mikroskop?
-      Bagaimana prinsip kerja teleskop?
·          Pra eksperimen:
     -  Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.       
b. Kegiatan Inti
·        Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·        Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan aplikasi berbagai alat optik       dalam kehidupan sehari-hari.
·        Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan kegunaan berbagai alat optik  (kamera, lup, mikroskop, dan teleskop) dalam kehidupan sehari-hari.
·        Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan  kelompok yang lain.
·        Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan  informasi yang sebenarnya.
·        Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil kertas karton tebal,
·         1 buah lensa cembung, 1 buah lensa cekung, gunting, lem, dan gabus.
·        Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen membuat  teleskop Galileo (Proyek Ilmiah halaman 47).
·        Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan  langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
·        Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah  dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok  yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan  bimbingan.

c. Kegiatan Penutup
·           Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan  kerjasama yang baik.
·           Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·           Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
  a. Buku Fisika SMA dan MA Jl. 1B (Esis) halaman 31-60
  b. Buku referensi yang relevan
       c. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar
        a. Teknik Penilaian:
-      Tes unjuk kerja
-      Penugasan
        b. Bentuk Instrumen:
-       Uji petik kerja produk
-       Tugas rumah
        c. Contoh Instrumen:
-      Contoh tugas rumah
Membuat daftar alat-alat optik dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

                                  
            Mengetahui                                                                               Palembang,    Desember 2010
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran


            .........................                                                                       ..............................
            NIP.                                                                                         NIP.






















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                       4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai            perubahan                        energi.

Kompetensi Dasar
              4.1  Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.

Indikator
1.      Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda.
2.      Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian).
3.      Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
o Menjelaskan pengertian suhu.
o Menjelaskan tubuh bukan pengukur suhu yang baik.
o Menjelaskan prinsip kerja termometer.
o Menjelaskan pengertian sifat termometrik.
o Menyebutkan beberapa contoh sifat termometrik.
o Menyebutkan beberapa skala termometer.
o Menjelaskan hubungan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
o Menentukan skala umum dari berbagai skala termometer.
o Menyebutkan beberapa jenis termometer.
o Membuat termometer sederhana.
o Menjelaskan pengertian kapasitas kalor.
o Menjelaskan pengertian kalor jenis.
o Menjelaskan proses pemuaian.
o Membedakan pemuaian panjang, luas, dan volum.
o Menjelaskan hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum.
o Membedakan wujud gas, cair, dan padat.
o Menjelaskan perubahan wujud zat.
o Membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan.
o Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat.

B. Materi Pembelajaran
`           Suhu, Kalor, dan Perubahan Wujud

C. Metode Pembelajaran
1.  Model   :  
o   Direct Instruction (DI)
    • Cooperative Learning
            2.  Metode  :
    • Diskusi kelompok
    • Ceramah
    • Eksperimen

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Sebutkan beberapa contoh sifat termometrik.
Satuan apakah yang digunakan untuk skala termodinamika?
·          Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan sifat termometrik?
-      Bagaimana hubungan skala Celcius dan Kelvin?
·          Pra eksperimen:
Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian suhu.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai tubuh bukan pengukur suhu yang baik.
·          Peserta didik memperhatikan prinsip kerja termometer yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian sifat termometrik.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk memberikan beberapa contoh sifat termometrik.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan beberapa skala termometer.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan hubungan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan skala umum dari berbagai skala termometer.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menghitung skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menghitung skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin untuk dikerjakan peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa jenis termometer.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil botol plastik bekas minuman, alkohol, air, pewarna makanan, sedotan minuman yang agak transparan, dan plastisin.
            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


PERTEMUAN KEDUA

            a. Kegiatan Pendahuluan
·        Motivasi dan Apersepsi:
-      Apakah kapasitas kalor merupakan sifat spesifik dari suatu zat?
-      Adakah hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum?
·          Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan kapasitas kalor?
-      Bagaimana terjadinya proses pemuaian?
        
            b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kapasitas kalor.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian kalor jenis.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan energi kalor yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan energi kalor untuk dikerjakan peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan proses pemuaian.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volum.
·          Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan hubungan antara koefisien muai panjang, luas, dan volum.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan pemuaian panjang, luas, dan volum yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan pemuaian panjang, luas, dan volum untuk dikerjakan peserta didik.

·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
a. Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 61-102
 b. Buku referensi yang relevan
                         c. Lingkungan
             d. Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                    -  Tes tertulis       
             b. Bentuk Instrumen:
   -  Tes PG
   -  Tes isian
                     -  Tes uraian
             c. Contoh Instrumen:
-  Contoh tes PG
Sebanyak 200 gram air bersuhu 60 0C dicampur dengan susu bermassa 50 gram dengan suhu 50 0C. Jika kalor jenis air sama dengan kalor jenis susu, maka suhu campurannya adalah ....
 A. 20 0C                                         D. 50 0C
 B. 30 0C                                          E. 60 0C
 C. 40 0C
-  Contoh tes isian
Sebatang logam yang panjangnya 1 m dipanaskan dari suhu 20 0C sampai
80 0C sehingga mengalami pertambahan panjang 1 mm. Bila logam tersebut dipanaskan hingga suhu 140 0C, maka panjang logam menjadi ....
-   Contoh tes uraian
Hitunglah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 200 gram es yang bersuhu -10 0C menjadi uap air bersuhu 125 0C.
                                                                                                            Palembang,   Desember 2010                                                  
            Mengetahui                                                                              
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran


            .........................                                                                       ..............................
            NIP.                                                                                         NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                   4.   Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai                                      perubahan energi.

Kompetensi Dasar
              4.2.  Menganalisis cara perpindahan kalor.

Indikator
1.      Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konduksi.
2.      Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi.
3.      Menganalisis perpindahan kalor dengan cara radiasi.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan pengertian kalor.
2.      Menyebutkan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Menjelaskan pengertian konduksi.
4.      Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi.
6.      Menjelaskan pengertian konveksi.
7.      Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari.
8.      Menentukan laju perpindahan kalor secara konveksi.
9.      Menjelaskan pengertian radiasi.
10.  Menyebutkan contoh perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari.
11.  Menentukan laju perpindahan kalor secara radiasi.

B. Materi Pembelajaran
          Perpindahan Kalor

C. Metode Pembelajaran
             1.  Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
              2.   Metode : 
-         Diskusi kelompok
-         Ceramah
-         Observasi

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
-      Sebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari.
-      Faktor apakah yang mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi?
·          Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan konduksi?
Apakah yang dimaksud dengan konveksi?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kalor.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian konduksi.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh perpindahan kalor secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik memperhatikan perumusan dalam menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan laju perpindahan kalor secara konduksi yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian konveksi.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pengertian radiasi dan contoh perpindahan kalor secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup
·        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·        Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·        Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 102-118
 b.  Buku referensi yang relevan
             c.  Lingkungan
        
F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                     -  Tes tertulis
             b. Bentuk Instrumen:
    -  Tes PG
   -  Tes isian
    -  Tes uraian
            c. Contoh Instrumen:
-  Contoh tes PG
Jika suhu benda dinaikkan menjadi dua kalinya, maka daya kalor yang dipindahkan secara radiasi berubah menjadi ....
 A. dua kali lebih besar
 B. empat kali lebih besar
 C. delapan kali lebih besar
 D. enam belas kali lebih besar
 E. tiga puluh dua kali lebih besar
-  Contoh tes isian
Dalam sebuah latihan yang cukup berat, tubuh dapat memompa darah sebanyak 2,00 liter per menit sehingga tubuh mengalami pendinginan sebesar 2,00 0C. Jika diasumsikan kalor jenis darah sama dengan kalor jenis air dan massanya jenisnya 1.050 kg/m3, laju konveksi yang muncul dalam peristiwa ini adalah ....
-  Contoh tugas rumah
Sebuah pendingin berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm digunakan untuk menahan suhu es tetap berada pada kisaran -4 0C dan 0 0C. Ketebalan dinding pendingin ini 5 cm dan terbuat dari plastik dengan nilai konduktivitas termal 0,033 W /m 0K. Jika suhu lingkungan di sekitar lemari pendingin 30 0C. Tentukan laju kalor yang masuk ke pendingin.


                                                                                                            Palembang,     Desember 2010

            Mengetahui                                                                              
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            ........................                                                                        ..............................
            NIP.                                                                                         NIP.

















































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                 4.   Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai                          perubahan energi.

Kompetensi Dasar
              4.3.   Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

Indikator
Mendeskripsikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas.
Menerapkan asas Black dalam peristiwa pertukaran kalor.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
1.      Menyebutkan asas Black.
2.      Menyebutkan syarat terjdinya penerapan asas Black.
3.      Membedakan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas.
4.      Menjelaskan aplikasi asas Black dalam kehidupan sehari-hari.

B. Materi Pembelajaran
            Asas Black

C. Metode Pembelajaran
             1.   Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
             2.   Metode :
o   Diskusi kelompok
o   Ceramah
o   Observasi

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
    -   Apakah syarat terjadinya penerapan asas Black?
·          Prasyarat pengetahuan:
     -   Sebutkan bunyi asas Black?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan asas Black.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan asas Black.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan syarat terjadinya penerapan asas Black.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai aplikasi asas Black dalam kehidupan sehari-hari.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan penerapan asas Black untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan asas Black yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan asas Black untuk dikerjakan oleh peserta didik.

c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
    -   Apakah syarat terjadinya pertukaran kalor?
·          Prasyarat pengetahuan:
     -   Jelaskan prinsip kerja kalorimeter ?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan kalor yang diserap dan kalor yang dilepas.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai pertukaran yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan penerapan asas Black untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan asas Black yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan asas Black untuk dikerjakan oleh peserta didik.

c. Kegiatan Penutup
§   Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
§   Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
§   Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.



E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 85-87
 b.  Buku referensi yang relevan
            c.   Lingkungan

F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
             b. Bentuk Instrumen:
-      Tes PG
-      Tes uraian
            c. Contoh Instrumen:
 -  Contoh tes PG
Sebongkah es dimasukkan ke dalam wadah berisi air panas sehingga seluruh es mencair. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
 A. es menerima kalor dan air melepaskan kalor
 B. air menerima kalor dan es melepaskan kalor
 C. es dan air sama-sama melepaskan kalor
 D. es dan air sama-sama menerima kalor
 E. es dan air tidak menerima dan juga tidak melepaskan kalor



-  Contoh tes uraian
Sebongkah es (massa 40 g) didinginkan hingga -78 0C. Lalu, es tadi dimasukkan ke dalam 560 g air yang berada pada 80 g wadah tembaga. Suhu awal air = 25 0C. Tentukan suhu akhirnya. Jika semua es tidak mencair, tentukan massa es yang tersisa.Kalor jenis es = 2.090 J / kg 0C.



                                                                                Palembang,    Desember 2010
            Mengetahui
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                         ..............................
            NIP.                                                                                           NIP.                          






































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                 5.   Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan                      berbagai produk teknologi.

Kompetensi Dasar
                5.1  Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana
                        (satu loop).

Indikator
a.       Memformulasikan besaran kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana.
b.      Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri dan pararel.
c.       Memformulasikan besaran tegangan dalam rangkaian tertutup sederhana dengan menggunakan hukum Kirchhoff.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
·        Menjelaskan pengertian kuat arus listrik.
·        Menyebutkan hukum Ohm.
·        Menyebutkan hukum I Kirchoff.
·        Menjelaskan aplikasi hukum I Kirchoff.
·        Menjelaskan pengertian sumber potensial listrik atau gaya gerak listrik (ggl).
·        Menyebutkan contoh sumber potensial listrik.
·        Membedakan bahan konduktor dan bahan isolator.
·        Menjelaskan faktor yang mempengaruhi hambatan listrik.
·        Membuat termometer suhu tinggi sederhana.
·        Menjelaskan pengertian resistor.
·        Menentukan nilai hambatan pada resistor.
·        Menjelaskan pengertian potensiometer.
·        Membedakan susunan hambatan listrik secara seri dan secara pararel.
·        Menentukan nilai hambatan total yang disusun secara campuran (seri dan pararel).
·        Menentukan nilai arus pada rangkaian yang memiliki beberapa hambatan dan sumber tegangan.
·        Menjelaskan pengertian hambatan dalam.
·        Menyebutkan hukum II Kirchoff.
·        Menjelaskan aplikasi hukum II Kirchoff.
·        Mempelajari hukum I dan hukum II Kirchoff.

B. Materi Pembelajaran
            Arus Listrik dan Hambatan Listrik

C. Metode Pembelajaran
             1.   Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
             2.   Metode :
-         Diskusi kelompok
-         Eksperimen
-         Observasi
-         Ceramah



D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

            a. Kegiatan Pendahuluan
·        Motivasi dan Apersepsi:
-      Apakah jumlah arus masuk ke percabangan sama dengan jumlah arus keluar dari percabangan?
-      Faktor apakah yang mempengaruhi hambatan listrik?
·        Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan kuat arus listrik?
-      Apakah yang dimaksud dengan resistivitas hambatan?
·          Pra eksperimen:
      -   Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
     
            b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian kuat arus listrik.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan hukum Ohm.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan hukum I Kirchoff.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai penerapan hukum I Kirchoff untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan hukum I Kirchoff yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan hukum I Kirchoff untuk dikerjakan oleh peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian sumber potensial listrik atau gaya gerak listrik (ggl).
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh sumber potensial listrik atau ggl (gaya gerak listrik).
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan bahan konduktor dan bahan isolator.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai faktor yang mempengaruhi hambatan listrik.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil bohlam lampu pijar, dua buah baterai masing-masing1,5 V, potensiometer 1 kΩ, dan multimeter.
·          Guru mempresentasikan langkah kerja untuk membuat termometer suhu tinggi sederhana dengan memanfaatkan pengaruh perubahan suhu terhadap resistivitas kawat konduktor (Kegiatan 11.1 halaman 126).
·          Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
·          Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.




PERTEMUAN KEDUA

            a. Kegiatan Pendahuluan
·        Motivasi dan Apersepsi:
-      Bagaimana menentukan nilai hambatan listrik dari sebuah resistor?
-      Bagaimana menentukan hambatan pengganti untuk hambatan yang disusun secara pararel?
·          Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan resistor?
-      Apakah kelebihan rangkaian yang hambatannya disusun secara pararel?
        
            b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian resistor.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan nilai hambatan listrik dari sebuah resisitor.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan nilai hambatan listrik dari sebuah resistor yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian potensiometer.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan susunan hambatan seri dan pararel.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan hambatan total yang disusun secara campuran (seri dan pararel) yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan nilai arus pada rangkaian yang memiliki beberapa hambatan dan sumber tegangan.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan nilai arus pada rangkaian yang memiliki beberapa hambatan dan sumber tegangan yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan nilai arus pada rangkaian yang memiliki beberapa hambatan dan sumber tegangan untuk dikerjakan oleh peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


PERTEMUAN KETIGA

            a. Kegiatan Pendahuluan
·        Motivasi dan Apersepsi:
-      Apakah syarat sebuah sumber tegangan dikatakan ideal?
-      Bagaimana menentukan arus listrik yang mengalir pada sumber tegangan yang memiliki hambatan dalam?
·        Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan sumber tegangan yang ideal?
Apakah yang dimaksud dengan hambatan dalam?
·          Pra eksperimen:
      -   Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

            b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian hambatan dalam.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan hukum II Kirchoff.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil papan rangkaian, hambatan R1 = 20 Ω, R2 = 40 Ω, R3 = 60 Ω, R4 = 80 Ω, R5 = 100 Ω, multimeter, sumber GGL 9 V dan 18 V.
·          Guru mempresentasikan langkah kerja untuk mempelajari hukum I dan
hukum II Kirchoff (Kegiatan 11.3 halaman 150-151).
·          Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
·          Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai penerapan hukum II Kirchoff untuk menyelesaikan soal analisis dan soal hitungan.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal mengenai penerapan hukum II Kirchoff yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal mengenai penerapan hukum II Kirchoff untuk dikerjakan oleh peserta didik.

·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 119-141 dan 150-151
 b.  Buku referensi yang relevan
             c.  Alat dan bahan praktikum
                    
F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                     -  Tes tertulis
                     -  Tes unjuk kerja
             b. Bentuk Instrumen:
    -  Tes PG
    -  Tes uraian
    -  Uji petik kerja produk
            c. Contoh Instrumen:
 -  Contoh tes PG
Dalam waktu 20 s terjadi aliran muatan dari baterai sebesar 0,1 C. Kuat arus listrik yang dihasilkan baterai adalah ....
 A. 20 A                                         D. 5   mA
 B.   2 A                                         E. 0,5 mA
 C. 50 mA        
-  Contoh tes uraian
Empat buah lampu dengan hambatan masing-masing 140 Ω dihubungkan secara seri.
 a. Berapakah hambatan total dari empat lampu tersebut?
 b. Berapakah hambatan total bila lampu disusun secara pararel?

                                                                             Palembang,     Desember 2010
            Mengetahui      
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                         ..............................
            NIP.                                                                                           NIP.                          
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                 5.   Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan                      berbagai produk teknologi.

Kompetensi Dasar
              5.2.   Mengidentifikasi penerapan listrik AC dan DC dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator
o   Mengidentifikasi penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari.
o   Mengidentifikasi penerapan arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
§  Menjelaskan pengertian arus listrik searah (DC).
§  Menjelaskan ciri arus listrik searah.
§  Menyebutkan sumber arus searah dalam kehidupan sehari-hari.
§  Menjelaskan pengertian arus listrik bolak-balik (AC).
§  Menjelaskan ciri arus listrik bolak-balik.
§  Menyebutkan sumber arus bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari.
§  Menjelaskan penerapan arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari.
§  Membedakan arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak-balik (AC).
§  Menggambarkan kurva arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik.

B. Materi Pembelajaran
            Arus Listrik AC dan DC

C. Metode Pembelajaran
             1.  Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
             2.   Metode :
-         Diskusi kelompok
-         Ceramah
-         Observasi

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
-      Apakah ciri arus listrik searah?
·          Prasyarat pengetahuan:
-         Apakah yang dimaksud dengan arus listrik searah?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian arus listrik searah (DC).
·          Peserta didik memperhatikan ciri arus listrik searah yang disampaikan oleh guru.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan sumber arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan arus listrik searah
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan cara menggambar kurva arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik yang disampaikan oleh guru.

c. Kegiatan Penutup
·        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·        Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·        Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
-      Sebutkan sumber arus listrik bolak-balik.
·          Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan arus listrik bolak-balik?

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian arus listrik bolak-balik (AC).
·          Peserta didik memperhatikan ciri arus listrik bolak-balik yang disampaikan oleh guru.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan sumber arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai penerapan arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan arus listrik bolak-balik.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan cara menggambar kurva arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik yang disampaikan oleh guru.

c. Kegiatan Penutup
·        Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·        Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·        Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.


E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 147-148
 b.  Buku referensi yang relevan
             c.  Lingkungan

F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                     -  Tes tertulis
                     -  Penugasan
             b. Bentuk Instrumen:
    -  Tes uraian
    -  Tugas rumah
            c. Contoh Instrumen:
 -  Contoh tes uraian
Jelaskan perbedaan antara arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik.
         -  Contoh tugas rumah
Buatlah kliping yang menarik mengenai penerapan arus listrik searah dan arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari. Berilah keterangan atau komentarmu mengenai setiap gambar di dalam kliping tersebut. Kalian dapat mencari sumber gambar atau artikel mengenai topik tersebut dari majalah, koran, atau internet, kemudian kumpulkan ke guru.           

                                                                             Palembang,   Desember 2010
            Mengetahui
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                         ..............................
            NIP.                                                                                           NIP.                          












































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                 5.   Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan                      berbagai produk teknologi.

Kompetensi Dasar
              5.3.   Menggunakan alat ukur listrik.

Indikator
Menggunakan amperemeter dalam rangkaian.
Menggunakan voltmeter dalam rangkaian.
Menggunakan ohmmeter dalam rangkaian.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan fungsi amperemeter.
2.      Menjelaskan cara menggunakan amperemeter.
3.      Menjelaskan cara mengukur arus yang melebihi batas maksimum kemampuan amperemeter.
4.      Menentukan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.
5.      Menjelaskan fungsi voltmeter.
6.      Menjelaskan cara menggunakan voltmeter.
7.      Menjelaskan fungsi ohmmeter.
8.      Menjelaskan cara menggunakan ohmmeter
9.      Menentukan hambatan dalam dari ammeter (amperemeter) dan voltmeter.

B. Materi Pembelajaran
            Pengukuran Besaran Listrik

C. Metode Pembelajaran
             1.   Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
             2.   Metode :
-         Diskusi kelompok
-         Eksperimen
-         Observasi
-         Ceramah

D. Langkah-langkah Kegiatan

                                                             PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
-      Bagaimana cara mengukur arus yang nilainya melebihi kemampuan
amperemeter?
-      Bagaimana cara memasang voltmeter dalam rangkaian listrik?
·          Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan amperemeter?
-      Apakah yang dimaksud dengan voltmeter?
·          Pra eksperimen:
   -   Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
     
b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan fungsi amperemeter.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai cara menggunakan amperemeter.
·          Peserta didik memperhatikan cara mengukur arus yang melebihi batas maksimum kemampuan amperemeter yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian untuk dikerjakan oleh peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan fungsi voltmeter dan ohmmeter.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai cara menggunakan voltmeter dan ohmmeter.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil 2 buah multimeter,
1 buah power supply variable, papan rangkaian, resistor 1 kΩ, 10 kΩ, 100 kΩ,
dan 1 MΩ serta kawat penghantar sepanjang 30 cm.
·          Guru mempresentasikan langkah kerja untuk menentukan hambatan dalam dari ammeter (amperemeter) dan voltmeter (Kegiatan 11.2 halaman 148-150).
·          Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
·          Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan hasil eksperimen.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 143-158
 b.  Buku referensi yang relevan
             c.  Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                     -  Tes tertulis
                     -  Tes unjuk kerja 
             b. Bentuk Instrumen:
    -  Tes PG
    -  Tes isian
    -  Uji petik kerja produk
            c. Contoh Instrumen:
 -  Contoh tes PG
Untuk mengukur beda potensial antara dua titik dalam rangkaian secara   langsung kita menggunakan ....
 A. amperemeter                                                     D. galvanometer
B. ohmmeter                                                          E. voltmeter
C. mikrometer
-  Contoh tes isian
                              Untuk mengukur arus listrik dalam suatu komponen, amperemeter harus                              dipasang secara ....
     
                                                                             Palembang,  Desember 2010
            Mengetahui
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                         ..............................
            NIP.                                                                                           NIP.                          



















































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                 6.   Memahami konsep dan prinsip gelombang elektromagnetik.

Kompetensi Dasar
                6.1. Mendeskripsikan spektrum gelombang elektromagnetik.

Indikator
1.      Mendeskripsikan konsep gelombang elektromagnetik.
2.      Menyusun deret gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi atau panjang gelombang.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
·        Menjelaskan pengertian gelombang elektromagnetik.
·        Menjelaskan besaran gelombang elektromagnetik.
·        Menjelaskan pengertian spektrum gelombang elektromagnetik.
·        Menjelaskan karakteristik masing-masing spektrum gelombang elektromagnetik.
·        Menjelaskan pengertian indeks bias.
·        Menyebutkan syarat terjadinya pembiasan cahaya.
·        Menyebutkan bunyi hukum Snellius.
·        Menentukan sudut bias cahaya.
·        Mengukur indeks bias suatu zat cair.
·        Menjelaskan pengertian sudut kritis.
·        Menentukan sudut kritis untuk pembiasan cahaya.
·        Menyebutkan syarat terjadinya pemantulan sempurna.
·        Menjelaskan beberapa fenomena yang berkaitan dengan pemantulan cahaya.
·        Membedakan pemantulan teratur dan pemantulan bias.
·        Membedakan sifat-sifat cahaya menurut teori Newton dan teori Huygens.
·        Menjelaskan beberapa fenomena yang berkaitan dengan pembiasan cahaya.

B. Materi Pembelajaran
            Gelombang Elektromagnetik

C. Metode Pembelajaran
             1.   Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
              2.   Metode :
-         Diskusi kelompok
-         Eksperimen
-         Observasi
-         Ceramah

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
·          Motivasi dan Apersepsi:
-      Bagaimana cara mengelompokan spektrum gelombang elektromagnetik?
-      Mengapa laju cahaya berbeda ketika memasuki bahan yang berbeda?
·          Prasyarat pengetahuan:
-      Apakah yang dimaksud dengan spektrum gelombang elektromagnetik?
-      Apakah yang dimaksud dengan indeks bias?
·          Pra eksperimen:
   -   Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gelombang elektromagnetik.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai besaran gelombang elektromagnetik.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan besaran gelombang elektromagnetik yang disampaikan oleh guru.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian spektrum gelombang elektromagnetik.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai karakteristik
masing-masing spektrum gelombang elektromagnetik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian indeks bias.
·          Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perumusan untuk menentukan indeks bias.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan syarat terjadinya pembiasan cahaya.
·          Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan bunyi hukum Snellius.
·          Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan sudut bias cahaya yang disampaikan oleh guru.
·          Guru memberikan beberapa soal menentukan sudut bias cahaya untuk dikerjakan oleh peserta didik.
·          Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil gelas kaca yang berbentuk silinder, karton hitam yang dapat menutup setengah bagian atas gelas, logam dengan luas penampang yang sama dengan alas gelas, perekat secukupnya, air mineral, minyak tanah, mistar dan busur derajat.
·          Guru mempresentasikan langkah kerja untuk mengukur indeks bias suatu zat cair (Kegiatan 12.1 halaman 166-167).
·          Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
·          Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
·          Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan hasil eksperimen.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.

            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 159-186
 b.  Buku referensi yang relevan
             c.  Lingkungan
                        d.  Alat dan bahan praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                     -  Tes tertulis
             b. Bentuk Instrumen:
    -  Tes PG
    -  Tes uraian
            c. Contoh Instrumen:
 -  Contoh tes PG
Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi kecil ke besar adalah ....
 A. inframerah, cahaya, UV, sinar-χ, sinar-γ
 B. UV, inframerah, sinar-χ, sinar-γ
 C. cahaya, UV, sinar-γ, sinar-χ
 D. gelombang radio, gelombang mikro, cahaya, inframerah
 E. sinar-γ, sinar-χ, UV, cahaya, inframerah
-  Contoh tes uraian
                              Sebutkan ciri-ciri gelombang elektromagnetik.



                                                                            Palembang,    Desember 2010
            Mengetahui
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                         ..............................
            NIP.                                                                                           NIP.                          



































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                         : SMA N 1 Payung
Kelas / Semester          : X (sepuluh) / Semester II
Mata Pelajaran : FISIKA


Standar Kompetensi
                 6.  Memahami konsep dan prinsip gelombang elektromagnetik.

Kompetensi Dasar
                6.2.  Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik pada kehidupan sehari-hari.

Indikator
1.      Mengidentifikasi penggunaan gelombang elektromagnetik dalam bidang komunikasi.
2.      Mengidentifikasi penggunaan gelombang elektromagnetik dalam bidang  kesehatan dan industri.
3.      Menjelaskan perbedaan penggunaan rentang frekuensi atau panjang gelombang pada alat-alat komunikasi.

A. Tujuan Pembelajaran
         Peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang komunikasi.
2.      Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan.
3.      Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang industri.
4.      Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang militer.
5.      Menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang astronomi.
6.      Membedakan penggunaan rentang frekuensi atau panjang gelombang pada komunikasi radar, telepon, radio, dan televisi.

B. Materi Pembelajaran
            Gelombang Elektromagnetik

C. Metode Pembelajaran
             1.   Model   :
-         Direct Instruction (DI)
-         Cooperative Learning
             2.   Metode :
-         Diskusi kelompok
-         Ceramah
-         Observasi

D. Langkah-langkah Kegiatan

PERTEMUAN PERTAMA

            a. Kegiatan Pendahuluan
·        Motivasi dan Apersepsi:
-      Gelombang apakah yang digunakan pada oven microwave?
-      Apakah manfaat gelombang inframerah?
·        Prasyarat pengetahuan:
      Bagaimana mekanisme kerja gelombang mikro?
      Apakah ciri gelombang inframerah?

            b. Kegiatan Inti
·          Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa laki-laki dan perempuan yang berbeda kemampuannya.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.
·          Guru membagi tugas kelompok:
-       2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang komunikasi.
-       2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan.
-       2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang industri.
-       2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang militer.
-       2 kelompok diberi tugas untuk menjelaskan aplikasi gelombang elektromagnetik dalam bidang astronomi.
·          Tugas kelompok diberikan 1 minggu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.
·          Setiap kelompok diminta untuk menuliskannya dalam bentuk karya tulis.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·          Peserta didik memperhatikan perbedaan penggunaan rentang frekuensi atau panjang gelombang pada komunikasi radar, telepon, radio, dan televisi yang disampaikan oleh guru.

            c. Kegiatan Penutup
·          Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·          Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
a.  Buku Fisika SMA dan MA Jl.1B (Esis) halaman 159-186
 b.  Buku referensi yang relevan
             c.  Lingkungan
F. Penilaian Hasil Belajar
             a. Teknik Penilaian:
                     -  Tes tertulis
                     -  Penugasan
             b. Bentuk Instrumen:
    -  Tes PG
    -  Tes uraian
    -  Tugas rumah
            c. Contoh Instrumen:
 -  Contoh tes PG
Jenis gelombang yang dapat dipakai untuk menembus kabut adalah ....
 A. inframerah                                             D. cahaya biru
 B. radio                                         E. ultraviolet
 C. cahaya merah
-  Contoh tes uraian
                              Jelaskan pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan                    dan industri.
         -   Contoh tugas rumah
Buatlah artikel tentang pemanfaatan gelombang elektromagnetik pada komunikasi radar, telepon, radio, dan televisi. Kalian dapat mencari sumber gambar atau artikel mengenai topik tersebut dari majalah, koran, atau internet, kemudian kumpulkan ke guru.
                                                                                Palembang,    Desember 2010
            Mengetahui
            Kepala SMA                                                                            Guru Mata Pelajaran



            .........................                                                                         ..............................
            NIP.                                                                                           NIP.